Blog

10 Resep Menulis Cerita Pendek dengan Asyik

10 Resep Menulis Cerita Pendek dengan Asyik

Karya tulis adalah Jejak yang menempel diatas semen basah.
Ia akan melekat selamanya dan akan dikenang sepanjang sejarah
Wina Bojonegoro

Cerita pendek atau cerpen adalah sebuah cerita yang mengandung alur, plot, dan dikemas dalam bahasa yang indah, dengan panjang umumnya sekitar 5.000 sd 10.000 cws (Character with space). Dalam sebuah cerita pendek, terkandung pesan terselubung yang ingin disampaikan penulisnya. Pesan tersebut bisa dikemas dalam kondisi terang maupun tersamar, bergantung kepada kepiawaian penulis memaparkan. Namun apakah pesan tersebut bisa ditangkap atau tidak oleh pembaca, bergantung panda kondisi pembaca masing-masing. Mereka yang kritis dalam membaca akan lebih mudah menangkap pesan tersebut.
Tahapan dan resep menulis cerpen dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Mengolah ide
Intisari sebuah cerita adalah ide atau gagasan. Tidak perlu rumit dan berat. Bisa dimulai dari pemandangan sehari-hari. Contoh: secangkir kopi hitam kental mengepul di teras rumah, di pagi hari ketika mendung memenuhi langit. Keadaan itu bisa menjadi cerita tentang seseorang yang hari ini tidak tahu harus melakukan apa, hendak pergi kemana, karena ia tak memiliki siapa-siapa. Judul pun bisa diangkat dari sini, misal : SECANGKIR KOPI PAHIT DI HARI YANG TERLALU PAGI.

Cara mendapatkan ide :

Ide atau gagasan bukanlah rejeki yang runtuh dari langit, tidak akan datang sendiri tanpa upaya. Ia harus di picu dengan banyak hal, melalui berbagai indera yang ada di tubuh kita. Misal:

  • Membaca karya orang lain,
  • Menonton film,
  • Mendengarkan musik,
  • Menyimak diskusi,
  • Menngunjungi pasar malam,
  • Menikmati lukisan
  • Traveling
  • Ziarah kubur
  • dst

2. Judul Yang menarik
Judul ibarat pagar sebuah bangunan. Jika pagarnya artistic dan antimainstream / tidak umum, orang pasti akan menoleh. Lalu bertanya, rumah siapa ini? Gedung apakah ini? Setelah berhasil membuat judul yang menarik, orang akan tergerak untuk membaca paragraph pertama. Sebisa mungkin judul bukanlah berupa kesimpulan, sehingga orang malas membaca karena sudah tahu kemana jalan cerita akan dibawa.

3. Paragraf Pertama
Jika judul adalah pagar, maka paragraf pertama mirip dengan etalase sebuah toko. Pemilik toko tentu akan memasangkan dagangan paling bagus dan menarik disana, agar orang menoleh, masuk toko kemudian membeli. Begitu pula dengan menulis cerpen. Paragraf pembuka dan judul adalah dua kompone penting untuk memikat hati calon pembaca. Jika pada paragraph pertama ditemukan keasyikan membaca atau menarik, maka orang akan tergerak untuk membaca sampai tuntas.

4. Orisinalitas Gaya
Setiap orang dianugerahi oleh Sang Maha Pencipta dengan keahlian dan kemampuan yang berbeda. Juga keunikan yang tidak sama. Sehingga dalam menulis pun setiap orang akan memiliki ciri khas tersendiri, apakah itu pola tutur, pemilihin diksi atau frasa, bahkan gaya dalam membuat alur cerita. Tulislah cerita dengan gaya yang Anda miliki. Tidak perlu mencontoh karya orang lain. Apalagi sampai melakukan plagiasi. Ketahuilah bahwa plagiarisme adalah sebuah aktifitas illegal, serupa pencurian yang mencederai hak cipta seseorang. Sebagai pemula, berusahalah untuk menetaskan jati diri dengan penuh kebanggaan. Maka menambah jumlah bacaan berkualitas adalah sebuah keharusan, karena dari sana kita menambah wawasan.

5. Mengelola plot dan alur cerita
Pada saat menulis pertama kali, biasanya penulis melakukan dengan meledak-ledak. Tidak masalah, tuliskan apa saja yang ingin disampaikan. Tanpa perlu memikirkan bagus atau tidak. Ini yang disebut ide dasar. Setelah ada waktu luang selanjutnya, bentuklah tulisan sesuai alur yang diinginkan. Biasakan untuk membuat satu topic bahasan dalam satu paragraph. Jangan mencampur adukkan dua topic dalam satu paragraph. Hal ini untuk memudahkan pembaca memahami cerita yang kita tuliskan.
Pembentukan alur cerita bisa berbagai cara :
– Alur maju sampai tuntas ( Straight )
– Alur maju mundur ( twist )
– Alur ke belakang ( flash back )

6. Paragraf penutup
Paragraf penutup bisa digunakan sebagai gong dari seluruh rangkaian cerita. Penutup yang landai tanpa kejutan akan disebut sebagai anti klimaks. Usahakanlah memberi kejutan entah yang manis atau pahit, mengangetkan atau diluar dugaan. Ending tak terduga biasanya lebih disukai pembaca, karena berhasil membuat pembaca ‘kecele’ tak berhasil menebak kisah di ujung cerita. Happy ending, sad ending, ending terbuka, dan ending mengejutkan sama menariknya jika di kemas dengan piawai..

7. Memeram Karya
Tulisan pertama yang ditulis dengan emosi biasanya masih kasar dan boros kata-kata. Beristirahatlah. Baca buku bagus. Jalan-jalan menghirup udara segar. Ngobrol dengan teman. Menyimak televisi jika itu berguna, ( kembali ke point 1 ) agar penulis dapat menambahkan beberapa ide segar berkaitan dengan tulisan tersebut. Setelah suasana hatimu berubah, dan semuanya baik-baik saja, udara segar telah memenuhi paru-paru, barulah buka kembali tulisanmu.kadang dalam masa itu penulis dapat menemukan ide baru atau hal yang mungkin terlewat dari tulisan yang sudah ada.

8. Pembaca Pertama
Ada cara lain yang kadang berguna bagi perkembangan sebuah karya tulis. Setelah tulisan pertama selesai, mintalah seorang teman yang suka membaca atau hobby menulis untuk membaca. Biarkanlah ia memberi masukan atas tulisan pertama tersebut. Biasanya setelah mendapat masukan, kita jadi lebih semangat memperbaiki dan memperindah tulisan tersebut.

9. Self Editing
Baca ulang, tata alur agar menarik, buang kata-kata tak berguna, jangan mengulang kata sama dalam satu paragraph, dialog tak mendukung cerita jangan ragu untuk di buang saja. Boleh dibilang pada penulisan kedua setelah jeda adalah kegiatan self editing atau editing mandiri sebelum dikirim ke sebuah media/ penerbit. Pada saat karya kita hendak ditayangkan di sebuah media, editor media tersebut akan melakukan editing yang ketat terhadap EYD dan kaidah penulisan lain.

10. Membaca dan menulis secara berulang
Pilot yang baik adalah yang jam terbangnya tinggi, sehingga kepekaannya terasah. Demikian juga seorang supir. Ia akan mahir mengendalikan mobil jika terus mengemudi. Penulis pun tak jauh beda. Ia akan mahir mengolah kata, menulis praktis, merangkai kata indah jika dirinya terus menulis. Kepekaan dan intuisi akan terasah jika sering membaca buku bagus. Biasanya setelah membaca buku berkelas, penulis merasa tertantang untuk menulis lagi. Ah, aku pun bisa menulis seperti ini. Demikianlah.