Dalam sebuah perjalanan menuju Semarang untuk membedah buku, saya dan Didi Cahya membicarakan soal lika-liku kehidupan. Betapa pedih perih telah kami lalui. Mulai dari menerima PHP cowok, kehabisan duit namun hasrat traveling menyala, sampai pada rencana diet yang selalu gagal. Namun begitu, seberapa sulit kehidupan ini dijalani, akan selalu ada sisi lain yang indah dibalik kedukaan. Lalu tercetuslah kalimat: HIDUP INI INDAH YAH.
“Eh, ini bagus ya kalau dibuat judul buku, Hidup Ini Indah Beib.” Teriak saya.
Sekembali dari Semarang, jadilah proyek membuat buku bersama melalui kurasi. Menulis buku bukanlah pekerjaan mudah, apalagi bagi mereka yang jarang bersenggolan dengan dunia literasi.Dengan bantuan Heti Palestina Yunani, jadilah kami trio bidan yang berusaha melahirkan buku perdana berisi kisah-kisah inspiratif perempuan Indonesia. Sebanyak 36 perempuan terlibat dalam proyek ini, namun di dalamnya ada 50 kisah.
Tidak semua perempuan yang menyumbangkan karyanya dalam buku ini berlatar belakang penulis, mereka terdiri dari berbagai latar belakang profesi. Tidak ada couching, yang ada hanya editing dan re-write. Ketika buku ini diluncurkan pada 5 Juni 2014 di Sutos, separuh dari buku langsung terjual.
Saya menulis lima kisah dalam buku ini, antara lain: Berawal Dari Sebuah Mimpi, Cyber World and Real World, Kesempatan Tidak Terulang, Meriah… Meriah…!, Say Cheese…!, dan Sendiri Ya Mbak?